Senin, 09 Juli 2012


Bulungan terletak di wilayah Kalimantan timur tepatnya di kota tanjung selor ,, 
secara gaya arsitektur rumah adat bulungan lebih condong ke gaya arsitektur kolonial yang disesuaikan dengan iklim tropis di indonesia , rumah adat khas  bulungan sejati nya hanya  digunakan untuk pertemuan  penting di masa kesultanan bulungan, arsitektur rumah adat bulungan itu sendiri   terpengaruh  karna akibat adanya kegiatan perdagangan hindia belanda di bulungan pada massa itu ,kegiatan ini mempengaruhi kegiatan masyarakat bulungan khususnya di bidang arsitektural yang sudah disesuaikan dengan iklim setempat contoh nya ,munculnya bentukan dormer pada bagian atap,













bentuk bangunan yang megah dan simetris dan terdapat motif bunga serta pengolahan landscaping yang formal.







Untuk karakteristik bangunan  bulungan , bangunan dayak islam melayu dan belanda pernah mempengaruhi  gaya bangunan di bulungan  sesuai jaman dan bentuk social yang dilakukan pada jaman itu yang akhirnya di aplikasikan pada bentuk rumah adat khas bulungan , pada muka bangunan  terdapat tiga atap limas an segitiga , pada bagian belakang sisi kanan dan kiri bangunan memiliki gaya atap dengan sentuhan gevel  khas arsitektur belanda yang terkenal pada tahun 1800-an yaitu the empire style yang berkesan megah dengan kolom kolom yang berjajar pada teras rumah
Untuk mewaikili budaya dayak dapat dilihat pada bentuk rumah tanduk yang merupakan rumah adat suku bulungan …. Bangunan panggung dengan pola simetris memanjang, mirp dengan rumah lamin (rumah adat suku dayak )

Untuk estetika sendiri 





Sabtu, 07 Juli 2012

BUDAYA & ARSITEKTUR RUMAH ADAT BULUNGAN


BUDAYA & ARSITEKTUR RUMAH ADAT BULUNGAN

Indonesia memang terkenal dengan banyak suku dan budaya yang di milliki di setiap daerah, salah satu nya adalah suku bulungan , kalimantan timur , terdapat 3 suku yang mendiami bulungan seperti suku tidung , dayak (Kenya ) dan suku bulungan. nama bulungan itu sendiri berasal dari bahasa bulungan / boeloengan yaitu   kata bulu dan tengon  , yang berarti bulu adalah bamboo dan tengon adalah betul .
Arsitektur  Suku bulungan sedikit  banyak terpangaruh oleh arsitektur rumah adat  suku dayak(Kenya )  contoh nya arsitektur rumah adat khas bulungan,  rumah  adat bulungan memang sangat cenderung kepada bentuk yang memanjang  meiliki kolong rumah yang tinggi  dan memiliki tanduk pada bagian depan atap rumah beserta ukiran nya .
atap bertanduk&seni ukiran


berbentuk memanjang



kolong rumah
berbahan dasar kayu dan menggunakan atap sirap







                                                                   
   Arsitektur rumah adat bulungan 
   menggunakan  atap berbahan sirap
  dan  bangunan berbahan dasar kayu .

Namun yang membedakan  suku bulungan dengan kedua suku yang mempengaruhi arsitektur bulungan adalah suku bulungan tetap mempertahankan budaya mereka lewat adat istiadat yang mereka miliki seperti warna rumah yang memang  wajb  berwarna kuning  yang bermakna warna yang khushus digunakan untuk para bangsawan / raja dan turunan nya ,  serta ukiran ukiran bunga malai atau “ bunga cengkeh” dan tulisan arab,  yang terdapat pada tiang pada teras rumah serta ukiran bunga malai yang ada di tanduk atap bagian depan rumah yang  sangat melambangkan seni ukir  khas bulungan .


upacara adat biduk bebandung

adat di dalam perahu biduk bebandung

seni ukiran bunga malai

ukiran bunga malai di atas pintu


Meskipun berbeda adat istiadat yang dimiliki ketiga suku ini namun mereka tetap hidup rukun dan berkesinambungan tinggal di dalam satu kawasan yang kecil , dengan adat dan kebiasaan yang berbeda ,dan tetap mempertahnkan  adat yang sudah  turun temurun dari leluhur mereka terdahulu. Seperti  bahasa bulungan “ KADANDIYU DANDIYU LAI KADANDIYU KADANDING , MERUDUNG PEBATUN DE BENUANTA “ .  serta dengan adanya pesta budaya yang diadakn setiap 2 tahun oleh bulungan yaitu BIRAU yang menyatukan ketiga suku ini melalui seni tarian adat dari masing masing suku , upacara adat biduk bebandung khas bulungan, dan  lomba perahu "alut Pasa Pebela Tawai Uyan, di sungai Kayan.